⛈️ Iman Kepada Malaikat Termasuk Pokok Keimanan Dalam Kategori

Sesungguhnyakeimanan seseorang dapat bertambah dan berkurang, QS. Al-Fath : 4, "Untuk menambah keimanan mereka pada keimanan yang sudah ada sebelumnya". Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya bahwa ibnu Abu Mulaikah berkata, "Aku temukan ada 30 orang shahabat Rasulullah yang khawatir ada sifat kemunafikan dalam dirinya. Makalahini berkaitan dengan keimanan pada hari akhir, sudah dimaklumi bersama bahwa keimanan pada hari akhir merupakan rukun kelima dari rukun iman yang enam. Makalah ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan hari akhir seperti keadaan manusia pada hari pembalasan, tentang jembatan shirath dan bagaimana manusia melewatinya, tentang surga dan neraka, juga pengaruh iman kepada hari Menitke-12:01 Para pendengar dan pemirsa Rodja yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, beliau ketika menyebutkan perkara-perkara keimanan dan menyebutkan bahwasanya hal-hal yang wajib kita imani adalah iman kepada Allah, iman kepada malaikat, kepada Rasul, yaumul akhir, dan beriman kepada takdir yang baik dan buruk, ini adalah PilihanGanda 1-15 1. Buatlah 10 soal essay tentang iman kepada rasul. Iman kepada malaikat ialah percaya dan yakin bahwa Allah telah menciptakan malaikat yang diberi tugas tertentu untuk mengatur dan mengurus perjalanan alam semesta. Iman Kepada Para Nabi Dan Rasul Termasuk Rukun-Rukun Iman Dan Bukan Iman Kepada Rasul Semata 13-03-2018 POKOKPOKOK KEIMANAN BAB MENGENAL ALLAH -'AZZA WA JALLA- DAN BERIMAN KEPADA-NYA Bab Firman Allah -Ta'ālā-, "Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, 'Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?' Mereka menjawab, ' (Perkataan) yang benar,' dan Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar." [94] ( QS. Saba`: 23). AtTuhfah - Rukun Iman yang Enam(5): Iman Kepada Hari Akhir Perkataan beliau -shollallohu alaihi wa sallam: واليوم الآخر (dan beriman kepada hari akhir). Disebut hari akhir karena akhir dari hari-h 11. Pengertian, Ruang Lingkup Materi, Kedudukan Akidah atau Iman Islam . 1.1.1. Pengertian Akidah atau Iman Islam . Akidah secara etimologi berasal dari kata 'aqada ya'qidu 'aqdan, artinya simpul atau ikatan dari dua utas tali dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung. Aqada berarti pula janji yang kokoh, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua pihak yang mengadakan perjanjian. 6Rukun Iman. Iman kepada Allah SWT. Iman kepada para Malaikat. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Iman kepada Nabi dan Rasul. Iman kepada hari akhir (kiamat) Iman kepada Qada dan Qadar. Kepercayaan terkait 6 pembahasan yang ada dalam rukun iman merupakan suatu keharusan untuk mempercayainya. Berikutini adalah beberapa perilaku yang menunjukkan keimanan kepada malaikat: Hikmah beriman kepada malaikat allah. Contoh Perilaku Yang Mencerminkan Iman Kepada Kitab Allah 2 menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat. Perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat. Terkait dengan rukun iman tersebut, ada dua contoh perilaku yang mencerminkan seorang muslim. Yangdimaksud akidah pokok adalah Akidah umat Islam pada masa Nabi dan masa khalifah Abu Bakar As-Sidik dan Umar bin Khattab persoalan akidah masih dapat dipertahankan yaitu disebut Rukun Iman yang mencakup 6 aspek dalam pembahasan ini disebut dengan akidah Pokok yaitu sebagai berikut : · Iman Kepada Allah. Inti pokok dalam ajaran Islam dalam tetapitidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik. MakaIbnu Mas'ud menolaknya dengan perkataan: "Akan tetapi kami mengatakan: kami beriman kepada Allah, malaikat - malaikat-Nya, kitab - kitab-Nya, dan rasul - rasul-Nya". Dalam hal ini, Ibnu Mas'ud dikabari mengenai keadaan seseorang dengan perkataannya: "Saya adalah seorang mu'min", ini adalah pengabaran mengenai keadaannya u2Cr. Jakarta - Apa yang kamu ketahui tentang iman? Pengetahuan tentang iman dapat dipahami melalui dalil-dalil Al Quran atau pun hadits Rasulullah informasi yang dijelaskan dalam Al Quran maupun hadits, penjelasan mengenai hal ini dapat dibagi menjadi tiga poin pembahasan. Tiga poin yang dimaksud di antaranya arti iman, rukun iman, dan iman kepada Allah Arti imanIman artinya percaya sebagaimana yang dikutip dari buku Islamologi Arti Iman karya Maulana Muhammad Ali. Akar katanya berasal dari kata amana yang mengandung arti ia percaya. Jika digunakan menurut wazan transitif artinya menganugerahkan ketentraman atau itu, iman artinya menurut segi istilah disebut sebagai keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lidah, dan dimanifestasikan dengan amalan atau pembenaran dengan penuh keyakinan. Tanpa adanya sedikit pun keraguan mengenai ajaran yang datang dari Allah dan Rasulullah SAW."Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan," tulis Malikus Solekha dalam buku Pendidikan Agama Islam Materi Pembelajaran Perguruan Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril. Jibril bertanya pada Rasulullah,فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِArtinya "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." HR Muslim.Merujuk pada hadits tersebut, iman mencakup enam rukunnya yang wajib diyakini oleh umat muslim. Sejalan dengan arti iman secara bahasa dan istilahnya, maka iman mendatangkan manfaat bagi kehidupan. Rasa percaya sesuai ketentuan rukun iman memungkinkan seseorang tidak mudah buku Rukun Iman oleh Hudarrohman, rukun iman merupakan pokok-pokok kepercayaan dalam Islam yang harus dikerjakan orang yang beriman dan dituangkan dalam diri melalui tiga tahap. Tiga tahap itu di antaranya iman diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota enam rukun iman yang wajib diyakini oleh umat muslim. Hal ini tertuang dalam firmanNya melalui surat An Nisa ayat 136 yang berbunyi,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًاArtinya "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan kepada kitab Al Quran yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."Merujuk pada ayat di atas, enam rukun iman yang dimaksud yakni,1. Iman kepada Allah SWT2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT5. Iman kepada hari akhir6. Iman kepada takdir yang baik maupun yang buruk datangnya dari Allah SWT qada' dan qadar.3. Pengertian iman kepada AllahRukun iman yang paling utama dan pertama adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada wujud. Artinya, setiap muslim wajib mempercayai-Nya walaupun belum pernah melihat wujud-Nya, mendengar suara-Nya, bahkan dapat mengenal-Nya, umat muslim harus mengetahui sifat-sifat yang dimiliki-Nya. Secara keseluruhan, sifat-sifat Allah dibagi menjadi 3 kelompok yakni sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat wajib Allah SWT artinya sifat kesempurnaan yang pasti ada pada Allah SWT. Sebaliknya, sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sementara itu, sifat jaiz Allah SWT adalah sifat kebolehan atau kekuasaan Allah untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Hal ini merupakan wewenang mutlak salah satu dasar kepercayaan utama bagi umat muslim, sudah sepatutnya kita semua memiliki pengetahuan tentang iman. Jadi, semoga informasi ini bisa menambah wawasanmu ya. Aamiin. Simak Video "Maestro Kaligrafi Indonesia" [GambasVideo 20detik] rah/row Pengertian Iman Kepada Allah dan Iman Kepada Malaikat-MalaikatNya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr pada 14 Jumadal Akhirah 1440 H / 19 Februari 2019 M. Penerjemah Ustadz Iqbal Gunawan, Download kajian sebelumnya Penjelasan Rukun Iman Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul - WIB. Kajian Ilmiah Tentang Pengertian Iman Kepada Allah dan Iman Kepada Malaikat-MalaikatNya Dalam perkataan Syaikh bin Baz Rahimahullah, “Dan pokok dari pokok-pokok keimanan adalah iman kepada Allah.” Adapun pokok-pokok yang lain, maka semuanya adalah cabang dari iman kepada Allah Azza wa Jalla. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala لٌّ آمَنَ بِاللَّـهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ﴿٢٨٥﴾ “Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rasul-RasulNya. Mereka mengatakan “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasulNya”, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat”. Mereka berdo’a “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali“. QS. Al-Baqarah[2] 285 Firman Allah Azza wa Jalla وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ “Dan malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-RasulNya” Semua adalah pokok-pokok yang menjadi cabang dari pokok keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka iman kepada Allah adalah inti atau pokok utama dari semua pokok-pokok keimanan. Yang dimaksud dengan iman kepada Allah adalah beriman dengan keesaan Allah Azza wa Jalla. Keesaana Allah pada RububiyahNya, uluhiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya. Dari sini kita ketahui bahwasanya pokok iman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dibangun diatas tiga rukun yang seorang hamba tidak dikatakan beriman yang benar kepada Allah kecuali dengan mengimani rukun-rukun tersebut. Rukun pertama dari rukun iman kepada Allah yaitu beriman dengan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada rububiyahNya. Maksudnya adalah meyakini bahwasanya hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan, memberi rezeki, mengatur alam ini, menghidupkan, mematikan. Dan bahwasanya seluruh perkara itu berada ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan seluruh makhluk semuanya berada dibawah aturan dan kekuasaan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Maka Allah Azza wa Jalla adalah Rabbul Alamin, Tuhan semesta alam, pencipta seluruh alam ini. Dialah yang menguasai dan mengatur alam ini, tidak ada sekutu bagiNya. Dialah yang memberi, Dialah yang menghalangi, yang mengangkat, yang menurunkan, Dialah yang memuliakan, Dialah yang menghinakan, Dialah yang menghidupkan, dan Dialah yang mematikan. Seluruh perkara dan urusan berada ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan seluruh ciptaan adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia memutuskan apa yang Ia kehendaki. Tidak ada yang dapat menolak keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman قُلِ اللَّـهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٢٦﴾ “Katakanlah “Wahai Rabb Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” QS. Ali-Imran[3] 26 Juga firman Allah هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّـهِ يَرْزُقُكُم “Apakah ada pencipta selain Allah yang memberi rezeki kepada kalian?” QS. Fatir[35] 3 Rukun kedua dari rukun iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu beriman dengan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Asma dan sifatNya dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Dan bahwasanya Allah Tabaraka wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang indah. Allah Ta’ala berfirman وَلِلَّـهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا “Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik maka serulah Allah dengan nama-nama tersebut.” QS. Al-A’raf[7] 180 Juga Allah Azza wa Jalla berfirman قُلِ ادْعُوا اللَّـهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَـٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ “Katakanlah “Serulah nama Allah atau serulah nama Rahman dengan apapun engkau menyeru, maka Allah mempunyai nama-nama yang indah.” QS. Al-Isra'[17] 110 Juga Allah Azza wa Jalla berfirman هُوَ اللَّـهُ الَّذِي لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّـهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴿٢٣﴾ هُوَ اللَّـهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٢٤﴾ “Dialah Allah Yang tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Al-Hasyr[59]24 Dan diantara rukun iman kepada Allah adalah beriman dengan nama-nama dan sifat-sifatNya. Yaitu dengan cara kita menetapkan apa yang tertera dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah. Kita tidak menanyakan atau mengatakan begini bentuknya atau mempermisalkan dengan makhlukNya atau kita menyelewengkan ayat-ayat tersebut atau bahkan menolaknya. Ini tidak benar. Dan kita juga meniadakan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala apa yang Ia tiadakan dari diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam haditsnya. Kita tidak boleh melangkahi dalam bab ini Kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah pernah mengatakan نصِفُ اللهَ بما وصف به نفسَه، وما وصفه به رسوله، لا نتجاوزالقرآنَ والحديث “Kita mensifati Allah dengan apa yang telah Allah sifatkan diriNya, dan dengan apa yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kita tidak boleh melangkahi Al-Qur’an dan hadits.” Maka barangsiapa yang tidak beriman dengan nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, berarti dia tidak beriman kepada tidak mungkin seseorang dikatakan beriman kepada Allah jika aa mengingkari nama-nama Allah walaupun hanya satu. Karena mengingkari satu saja dari nama dan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu adalah suatu kekufuran. Dalilnya adalah Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَـٰنِ ۚ قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ ﴿٣٠﴾ “Dan mereka mengingkari nama Rahman. Katakanlah “Dialah Rabbku tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia; hanya kepadaNya aku bertawakkal dan hanya kepadaNya aku kembali“. QS. Ar-Ra’d[13] 30 Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menyebutkan pengingkaran orang kafir terhadap nama ar-Rahman adalah sebuah kekufuran. Maka tidak dikatakan seorang beriman kepada Allah jika dia tidak beriman dengan nama-nama dan tidak beriman dengan sifat-sifat Allah yang tertera dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Rukun ketiga dari rukun-rukun keimanan kepada Allah Azza wa Jalla yaitu beriman dengan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada uluhiyyahNya. Hanya Allah Azza wa Jalla yang berhak disembah. Allah Ta’ala berfirman وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّـهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama” QS. Al-Bayyinah[98] 5 Juga firman Allah وَاعْبُدُوا اللَّـهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” QS. An-Nisa[4] 36 Juga firman Allah وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu” QS. An-Nahl[16] 36 Juga firman Allah وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia” QS. Al-Isra[17] 23 Juga firman Allah Azza wa Jalla melalui lisan Nabi Ibrahim Alaihis Salam إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ ﴿٢٦﴾ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali yang menciptakan aku” QS. Az-Zukhruf[43] 26 Dan ayat-ayat yang semakna dengan ayat ini sangat banyak sekali. Maka beriman dengan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam uluhiyyahNya, yaitu dengan cara meyakini bahwasanya hanya Allah yang berhak disembah. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Dan mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang hamba wajib mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam ketundukan, dalam ruku’nya, dalam sujudnya, juga ketika ia menyembelih dan bernadzar serta ibadah-ibadah yang lainnya. Dan ini adalah makna dari kalimat Laa Ilaaha Illallah. Seorang yang mengatakan Laa Ilaaha Illallah, tidak berdo’a kecuali kepada Allah, tidak beristighotsah kecuali kepada Allah, tidak bertawakal kecuali kepada Allah, tidak menyembelih kecuali untuk Allah, tidak bernadzar kecuali untuk Allah Tabaraka wa Ta’ala. Ia tidak mengangkat tangannya dalam berdo’a kecuali meminta kepada Allah, tidak mengatakan, “Pertolonganmu wahai Rasulullah,” atau “Pertolonganmu wahai Fulan”. Karena orang yang mengatakan seperti ini berarti dia tidak mengetahui hakikat keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan juga tidak mengetahui hakikat apa yang didakwahkan oleh para Rasul Allah yang telah diutus. Allah Azza wa Jalla berfirman قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾ “Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah”.” QS. Al-An’am[6] 163 Dengan tauhid inilah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diperintahkan. Dan dengannya ia menghabiskan hidupnya dalam berdakwah kepada tauhid ini. Sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam إذَا سَأَلْت فَاسْأَلْ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْت فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوك بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوك إلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَك، وَإِنْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوك بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوك إلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْك؛ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ، وَجَفَّتْ الصُّحُفُ “Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan manfaat bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu yang telah Allah tuliskan bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk membahayakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu yang telah Allah tuliskan akan menimpamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” HR. Tirmidzi Ini adalah makna iman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Dan rukun ini dibangun diatas tiga rukun. Agama Islam ini dinamakan agama tauhid karena keimanan diatas tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dalam rububiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya, juga dalam uluhiyyahNya. Seorang tidaklah dikatakan beriman kepada Allah kecuali dia beriman dengan tiga rukun ini. Juga beriman dan melaksanakan konsekuensi dari keimanan ini dengan mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikhlaskan ibadah hanya kepadaNya. Simak pada menit ke-2118 Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Pengertian Iman Kepada Allah dan Iman Kepada Malaikat-MalaikatNya Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook

iman kepada malaikat termasuk pokok keimanan dalam kategori